CerpenKU

Islam Itu Nyata


Kehidupannya memang sama saja seperti remaja lainnya, tapi ada sedikit hal yang membuatnya berbeda. Dia mencoba berpegang teguh pada pendiriannya sebagai seorang muslim yang taat, cobaan dan godaan,sudah menjadi makanan sehari- harinya. Semua itu hanya bagian kecil dari masa remaja yang dihadapi selama SMA.
Hafa nama panggilannya, dia berasal dari keluarga yang dibilang cukup mampu, dan masih memiliki kedua orang tua dan satu adik laki – laki. Sebagai seorang laki – laki Hafa memiliki tekad untuk menjadi seorang Muslim yang taat walapun di keluargannya memang bukan keturunan ahli agama.
Saat memasuki jenjang SMA, Hafa terus belajar agama dari video youtube yang sering di downloadnya, dan dari teman yang sudah tinggi ilmu agamanya. Hal kecil yang  dia lakukan adalah suka sekali mengajak teman terdekatnya untuk melakukan shalat dhuha setiap sebelum pelajaran dimulai. Tapi apa yang Hafa lakukan hanya didengar dan diacuhkan teman – temannya, kejadian ini membuat Hafa sudah terbiasa mengajak untuk melakukan kebaikan terhadapa siapapun.
Kerap kali Hafa menyendiri untuk melakukan shalat dhuhah sampai dia naik kelas 11 SMA pun belum ada yang ikut bersamanya untuk melakukan hal tersebut.
Prestasi Hafa di sekolah bisa terbialang cukup mengesankan, dia ranking 1 berturut – turut selama 2 semester pada saat kelas 10. Ikut aktif di organisasi sekolah yaitu MPK yang terbilang masih sedikit peminatnya dibanding OSIS.
Apa yang membuat Hafa berubah ialah dia prihatin oleh remaja zaman sekarang yang meninggalkan agamanya serta menomorduakan Allah. Seperti pada waktu ulangan semester dia mendapati temannya mencontek, sontak Hafa pun menegurnya setelah selesai ulangan. “Assalamua’laikum, teman. Tadi aku melihat kamu mencontek saat ulangan, apakah hal tersebut baik untuk dilakukan?”kata Hafa, “aku tahu itu salah, tapi aku tidak mau nilai raport ku jelek, lantas aku lakukan.” Sahut temannya. “Tak peduli jelek atau bagus nilai ulangan, asalkan kau mengerjakannya dengan jujur dan usahamu sendiri hal itu harusnya menjadikan kamu puas” balas Hafa, setelah mendengar perkataan Hafa dia pun diam sejenak. “Hafa kenapa  kita harus melakukan hal jujur? Padahal banyak terjadi di lingkungan kita? Jarang sekali ada yang mengingatkan aku terhadap kebaikan walaupun dia sahabat terdekatku sendiri” balas temannya. Hafa pun menjawab dengan senyuman “Karena hal yang kita lakukan saat ini akan ada balasannya nanti, maka dari itu aku sebagai teman se iman mu harus mengingatkan ketika ada yang salah walaupun aku juga belum menjadi sahabatmu.”.
Peristiwa tersebut membuat Hafa mendapatkan teman untuk diajak kepada kebaikan, mulai saat itu mereka shalat dhuhah bersama, tak hanya itu berkat temannya Hafa mendapatkan banyak teman – teman yang butuh bimbinga kejalan yang benar. Hafa melakukannya secara biasa saja dengan kata – kata yang kesannya bukan memaksa untuk melakukan kebaikan
Sejak saat itu Masjid disekolahnya pun sudah ada yang mengisinya dengan shalat dhuhah.
Perjalanan Hafa sebagai laki – laki yang mencoba berpegang teguh pun  pastinya menyukai perempuan. Kebetulan sekali Hafa suka terhadap Futri teman sekelasnya. Singkat cerita hal yang membuat Hafa suka adalah Futri memiliki dasar agama yang kuat, seperti melantunkan ayat – ayat Al – Qur’an dengan bacaan yang merdu juga indah, Hafa suka sekali mendengarkan Futri mengaji saat ada acara – acara keagamaan, maklum saja di SMA sedikit sekali yang bisa membaca Al – Qur’an dengan bacaan yang faseh. Ada hal yang lain lagi yang turut menjadi Hafa suka terhadap Futri yaitu dia seorang Muslimah yang taat kepada Allah, serta cantik wajah, putih kulitnya sampai bisa dibilang seperti keturunan Turki.
Berbeda dengan laki- laki lainnya ketika suka terhadap perempuan, pasti melakukan hal – hal yang dilarang oleh Allah, seperti pacaran, chat mesra atau yang menjurus pada zina. Hafa menjadikan rasa sukanya sebagai semangat untuk melakukan perubahan pada dirinya yang sering disebut dengan kata “Hijrah” ,Hafa berpikir bagaimana harus pantas dihadapan Allah dulu sebelum pantas bersanding di pelaminan dengan perempuan yang disukainnya.
Dengan terus memperkaya diri tentang ilmu agama Islam yang bersumber dari Al – Qur’an dan Hadist, belajar dengan giat, melakukan hal positif juga menjahui hal yang dilarang keras oleh Allah.
Sampai waktu tiba Hafa tetap memendam rasa sukanya terhadap Futri, saat halal datang untuk sabar karena dirinya belum pantas mendampingi Futri.
Keseharian dirumah juga Hafa tetap seperti halnya remaja biasa, bermain game, mengaji, membaca buku, olah raga, dll. Tetap melakukan hal positif tetap Hafa lakukan karena disaat berbuat buruk pun pasti ada ganjarannya.
Hafa memiliki adik yang berbeda dengan anak lainnya, adiknya itu mengalami autisme ditambah saat ini usia 12 tahun  adiknya tersebut belum bisa berbicara.
Tetap sabar pilihan Hafa untuk kebaikan adiknya Imran. Imran bersekolah di SLB dekat rumahnya yang berjarak sekitar 100 m. Disana Imran diterapi agar meminimalisir gejala hiperaktif. Hafa selalu mengantarkan Imran ke sekolahnya setiap hari libur, karena sekolah hanya sampai Jum’at, jadi bisa mengantarkan Imran sekolah.
Setiap sepertiga malam Hafa selalu berdo’a “ Ya Allah , jadikan cobaan adikku Imran sebagai penghapus dosaku dan dosa kedua orangtua ku, berilah aku kesabaran dan sembuhkanlah dari penyakitnya” Hafa berdo’a sambil sesekali meneteskan air mata. Hafa tetap bersyukur karena adiknya itu belum bisa bicara, mungkin karena Allah ngin Imran tidak mengeluarkan kata – kata kotor yang bisa menyakiti orang lain, seperti jaman sekarang.
Kadang Hafa sering terlihat berbicara sendiri, kerap kali disinggung oleh temannya karena hal tersebut.
“Hafa, kamu kenapa suka berbicara sendiri? Kamu kerasukan?” sahut temannya itu, “suka tapi bukan kerasukan juga, aku suka bicara sendiri ya karena kadang bercerita ke diri sendiri lebih lega daripada ke orang lain” balas Hafa.
Semua itu dilakukan Hafa untuk menjadi lebih baik terlebih lagi kalau sampai dia sampai terjatuh ke arah yang salah, mungkin yang dia lakukan selama ini hal yang sia – sia. Dia tak ingin masa mudanya terbuang sia – sia.
Menulis, membaca Al – Qur’an, berdzikir, memanjatkan do’a kepada Allah adalah jalan satu satunya meluapkan segala kekesalan, kesedihannya, selama berubah.
Selesai jenjang SMA Hafa melanjutkan ke PTN UPI dia mengambil jurusan PGSLB untuk bisa menerapi adiknya. Cita – citanya hanya ingin semua hal yang dilakukan itu ibadah kepada Allah SWT.

Profil Penulis :

Nama lengkap Hammam Fauzi, berasal dari daerah Kuningan, Jawa Barat. Meluapkan semua hal ke tulisan karena hanya jalan satu – satunya untuk menjadikan semangat diri motivasi diri. Melakukan hal iseng tetapi masih dalam hal positif juga tidak berbenturan dengan agama, hidup ini singkat semua perlu dipertanggungjawabkan nanti diakhirat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan Menuju Kuliah

Hari Pahlawan 10 November 2017

Perkenalan Lagi Yuk